Jumat, 06 Juni 2008

Cerita Daffa

Daffa cekalang buat blog balu nih.. untuk isi lengkapnya tunggu aja ya.. abisnya daffa lagi cibukcih.. oce..

Cambil nungguin blog daffa jadi nih daffa kacih cerita lucu...


Alamat Email Pejabat

Ini kisah nyata. Ada seorang pejabat tinggi di suatu daerah di Indonesia sedang diwawancarai wartawan,

Wartawan : "Bapak punya email?"
Mungkin pejabat itu ga tau apa itu email terus jawabnya...
Pejabat : "Dulu ada sih. Tapi sudah saya jual..."


Tuan Tolong Botolnya Ditutup Kembali

Seorang pengusaha yang menghabiskan akhir pekannya dengan memancing pakai perahu di sebuah danau, menemukan sebuah botol yang terapung dan tertutup rapi yang segera dihampiri dan diambil oleh sang pengusaha.
Penasaran..., si pengusaha membuka tutup botol, lalu tiba-tiba dari dalam botol keluar asap yang selanjutnya menebal dan mejadi Jin raksasa yang mengambang di depan si pengusaha.
"Terimakasih tuan, tuan telah membebaskan saya, untuk ini tuan silahkan meminta tiga permintaan, saya akan mengabulkannya" kata Jin, seperti format biasa tanda terimakasih Jin yang dibebaskan oleh manusia.
Setelah kagetnya reda, si pengusaha itu terdiam sejenak lalu dia berkata, "Baiklah Jin saya ingin tahun ini tiga kejadian besar terjadi di negeri saya Indonesia ini, pertama saya ingin nilai tukar rupiah di negeri saya ini kembali menjadi Rp. 2500 per 1 dollar US nya, kedua saya mau semua uang hasil korupsi baik oleh swasta ataupun pejabat pemerintah dikembalikan kepada rakyat dan semua pelakunya dipenjarakan, ketiga saya ingin hukum benar-benar bisa ditegakkan di negeri saya ini."
Sang Jin berpikir sejenak kemudian, menggeleng-gelengkan kepala, pelan-pelan jasadnya kembali menjadi asap lalu berkumpul masuk kedalam botol itu kembali. Dari dalam botol si Jin berseru,
"Tuan, tolong botolnya ditutup kembali...!!!!!."



Turis amerika yang sedang belajar Bahasa Indonesia sedang bingung, mengapa orang Indonesia, jika menjawab pertanyaan itu beda-beda seperti yoi, ya, dan ya begitulah.
Lalu, ia bertanya kepada seorang pejabat, "Bagaimana cara membedakan yoi, ya, da ya begitulah?"
Kemudian, pejabat itu menjawab, "Kalau yoi, orang tersebut tidak punya pendidikan, kalo iya, orang itu tamatan SMA, dan kalau begitulah, berarti ia sarjana."
"Oh, gitu, ya?", kata turis.
"Yoi!!", kata pejabat.


Dua orang murid sedang berjalan-jalan di sebuah museum. Lalu mereka melihat sebuah mumi.
Dibawahnya bertuliskan ' 225 M '.
Murid 1 : "225 M itu maksudnya apa ya?"
Murid 2 : "Mungkin itu nomor mobil yang menabraknya dulu..."


Otaknya di Dengkul

Suatu hari seorang pejabat Indonesia mengalami kecelakaan mobil ketika ingin menghadiri rapat. Mobilnya slip dijalan. Ketika itu pula sang pejabat di bawa ke sebuah rumah sakit. Setelah tiga hari dirawat, si pejabat belum juga sadar dari pingsan-nya. Sedangkan si sopir sudah siuman, padahal ia mengalami luka yang cukup parah.
Seminggu sudah terlewati, namun si pejabat belum juga sadar. Padahal luka yang dialami tidak terlalu parah. Para dokter pun kelimpungan dibuatnya. Akhirnya para dokter di tengah-tengah kekelimpungan mereka, mereka memutuskan bawhwa si pejabat GEGER OTAK.
Mendengar hal ini para kerabat dan teman-temannya merasa heran. Karena yang mereka lihat, luka yang diderita tidaklah parah, hanya ada luka kecil di wilayah dengkul.
Namun, ada salah seorang temannya di masa kecil yang ingat bahwa ibu dari peabat itu pernah memarahinya seraya berkata,
"DASAR, OTAK DITARUH DI DENGKUL SIH ...!".

Pejabat Diberi Hadiah Mobil

Seorang pejabat tinggi dari Indonesia mendapat undangan untuk berkunjung ke pabrik perakitan mobil mewah di Jerman.
Setelah sampai disana dan memperhatikan semua cara kerja perakitan mobil tersebut sang pemilik pabrik berkata:
"Mobil jenis terbaru ini kami berikan sebagai hadiah kepada Bapak".
Lalu sang pejabat berkata:
"Oh, saya tidak bisa menerimanya. Nanti saya dikira menerima suap".
"Kalau begitu saya jual seharga Rp.500000,-".
Lalu sang pejabat berkata:
"Kalau begitu saya beli lima".


Polisi, ABRI, dan BIA

Kepolisian, ABRI, dan badan intelijen BIA saling menyombongkan bahwa merekalah yang terbaik dalam menangkap penjarah yang sedang marak saat sekarang. Pemerintah merasa perlu untuk
melakukan tes terhadap hal ini.
Dilepaskan seekor kelinci ke dalam hutan dan ketiga kelompok pengikut tes di atas harus berusaha menangkapnya.
BIA masuk ke hutan. Mereka menempatkan informan-informan di setiap pelosok hutan itu. Mereka menanyai setiap pohon, rumput, semak dan binatang di hutan itu. Tidak ada pelosok hutan yang tidak di interogasi. Setelah satu bulan penyelidikan hutan secara menyeluruh akhirnya BIA
mengambil kesimpulan bahwa kelinci tersebut tidak pernah ada, alias hanya isu.
ABRI masuk ke hutan. Setelah satu bulan kerja tanpa hasil, merekaakhirnya kehilangan kesabaran dan membakar hutan sehingga setiapmakhluk hidup didalamnya terpanggang tanpa terkecuali. Akhirnya
kelinci tersebut diketemukan dalam kondisi hitam legam, mati... tentu saja.
Polisi masuk hutan. Dua jam kemudian, mereka keluar dari hutan sambil membawa seekor tikus putih yang telah hancur-hancuran badannya dipukuli.
Tikus putih itu berteriak-teriak :
"YA.... YA.... SAYA MENGAKU ! SAYA KELINCI ! SAYA KELINCI !"


Razia Pedagang Kali Lima

Suatu hari seorang Polisi sedang pergi Patroli dan bertemu dengan tukang duku
Polisi : "Selamat siang Pak, bapak tau nggak daerah ini dilarang untuk berjualan!"
Tukang Duku : "Maaf Pak saya tidak tahu"
Polisi : "Kalau begitu hukumannya masukin tuh buah duku ke pantat kamu...!!!! cepat!!!!"
Tukang duku : "Ya bapak" (dengan nada sedih) dia pun memasukan ke lubang pantatnya, Selang beberapa saat kemudian dia ketawa lebar...
Polisi : "Kamu Melecehkan saya ya??!!"
Tukang Duku : "Ti..tidak pak, saya tidak melecehkan Bapak"
Polisi : "Lantas Kenapa kamu ketawa??!!"
Tukang Duku : "Itu pak, seberang saya tukang duren..."
Bajuri dan Oneng di ATM
Category: Humor Lainnya
Bajuri: "Ngeliatin ape lu, Neng?"
Oneng : [Bisik-bisik) "Bang, aye tau PIN orang yang diri di depan kite heee, hee .... !"
Bajuri: "Nyang bener lu, emang berape nomer PIN-nye?"
Oneng : "Empat bintang ...!"


Menginjak Kulit Pisang

Suatu saat ada seorang bule jalan di pasar dibelakangnya ada seorang kakek yang mengikutinya.
Saat bule itu berjalan dia menginjak kulit pisang dan terpeleset lalu bule itu berkata "fuck you".
Kakek yang mengikutinya kebetulan menginjak kulit pisang itu dan jatuh.
Karna tadi sikakek mendengar kata fuck you yang ducapkan sibule , ia mengejar bule itu dan berkata "Sir, sir aku juga injak fuck you"!

Anggota DPR dan Tindakan Konyolnya"
Suatu hari di salah satu ruangan di gedung MPR/DPR. Seorang anggota dewan yang baru diangkat, tampak masih canggung, lugu dan serba kikuk.
Rupanya dia wakil dari daerah dan belum pernah bekerja atau punya ruangan yang megah. Beberapa saat kemudian, ada yang mengetuk pintu ruangannya.
Setelah dibuka, berdiri dihadapannya 2 orang dengan kopor besar dan segulungan kabel. "Wah... ini pasti wartawan TV yang mau mewawancarai aku..." Pikirnya dalam hati.
Agar tampak berwibawa dan membela rakyat, sambil melihat jam dan mengangkat telpon dia berkata : "Maaf tunggu sebentar, saat ini saya harus menghubungi ketua fraksi untuk melaporkan hasil-hasil sidang hari ini..."
Kemudian selama beberapa puluh menit dia menelpon dan terlibat pembicaraan tingkat tinggi, sambil sekali-sekali menyebut-nyebut 'demi rakyat' atau 'kepentingan rakyat' keras-keras. Setelah selesai telpon dia berkata pada dua orang tamunya tsb.
"Nah, sekarang wawancara bisa kita mulai..." Kedua orang itu tampak bingung dan perpandangan satu sama lain. Akhirnya salah satunya berkata : "Maaf pak... kami datang kesini mau memasang saluran telepon bapak..."


"Hukum Mati Terpidana"
Seorang sipir penjara mencoba menghibur terpidana berikutnya yang hari itu akan menjalani hukuman matinya diatas kursi listrik dengan mengatakan : "Jangan terlalu gelisah, karena daya voltage listriknya sangat tinggi, lagian itu terjadi dalam waktu yang singkat sekali".
Apa mau dikata saat itu dari kejauhan terdengar teriakan orang yang kesakitan luar biasa, dan itu berlangsung berkepanjangan.
"Saya pergi kesana sebentar untuk melihat yaaa... "Katanya, tak lama ia kembali, kemudian dengan santai dia menjelaskan : "Tak ada masalah yang berarti, cuma masalah tehnik saja kok, tadi itu rupanya sekringnya putus, maka digunakan LILIN sebagai gantinya, cuma itu sajaaaaa.....".

"Penjaga Rel Kereta Api"
Sarjo melamar pekerjaan sebagai penjaga lintasan kereta api. Dia diantar meghadap Pak Banu, kepala bagian, untuk test wawancara.
"Seandainya ada dua kereta api berpapasan pada jalur yang sama, apa yang akan kamu lakukan?", Tanya Pak Banu, ingin mengetahui seberapa cekatan Sarjono.
"Saya akan pindahkan salah satu kereta ke jalur yang lain," Jawab Sarjo dengan yakin.
"Kalau handle untuk mengalihkan relnya rusak, apa yang akan kamu lakukan?", Tanya Pak Banu lagi.
"Saya akan turun ke rel dan membelokkan relnya secara manual."
"kalau macet atau alatnya rusak bagaimana?"
"Saya akan balik ke pos dan menelepon stasiun terdekat."
"kalau teleponnya lagi dipakai."
"Saya akan lari ke telpon umum terdekat?"
"kalau rusak?"
"Saya akan pulang menjemput kakek saya."
"LHO?", Tanya Pak Banu heran dengan jawaban Sarjo.
"Karena seumur hidupnya yang sudah 73 tahun, kakek saya belum pernah melihat kereta api tabrakan..."

"Tugas Pertama Seorang Polisi"
Seorang calon polisi sedang menjalankan tugas pertamanya dalam mobil polisi dengan temannya yang sudah berpengalaman.
Sebuah panggilan meminta mereka untuk membubarkan beberapa orang yang mondar-mandir di jalan. Polisi itu segera menuju ke jalan yang dimaksud.
Di sebuah sudut jalan terlihat sebuah kerumunan kecil. Calon polisi itu membuka jendelanya dan berkata, “Ayo bubar, bubar.”
Beberapa orang memandang saja, tetapi tak seorang pun bergerak, lalu ia berteriak lagi dengan suara yang lebih keras dan digalak-galakkan, “Ayo cepat bubar… sekarang!!!!”
Karena merasa terancam, kumpulan orang itu mulai bubar, sambil melihatnya dan bertanya-tanya dalam hati.
Bangga dengan tindakannya, polisi muda itu menoleh pada rekannya dan berkata, “Bagaimana pendapatmu?”
“Hebat!!!” kata seniornya, “Baru pertama kali ini aku melihat seorang polisi membubarkan orang-orang yang sedang menunggu bis di halte!”



Tidak bermaksud untuk menghina satu suku tertentu...just joke..Horas...

Pada jaman dahulu kala, hiduplah serorang pendekar wanita, Butet namanya. Sebelum lulus dari Pandapotan silat, ia harus menempuh ujian Nasution. Agar bisa berkonsentrasi, dia memutuskan untuk menyepi ke gunung dan berlatih.
Saat di perjalanan, Butet merasa lapar sehingga memutuskan untuk mampir di Pasaribu setempat.
Beberapa pemuda tanggung yang lagi nonton sabung ayam sambil Toruan, langsung Hutasoit-soit melihat Butet yang seksi dan Hotma itu. Tapi Butet tidak peduli, dia jalan Sitorus memasuki rumah makan tanpa menanggapi, meskipun sebagai perempuan yang ramah tapi ia tak gampang Hutagaol dengan sembarang orang.
Naibaho ikan gurame yang dibakar Sitanggang dengan Batubara membutanya semakin berselera. Apalagi diberi sambal terasi dan Nababan yang hijau segar. Setelah mengisi perut, Butet melanjutkan perjalanan. Ternyata jalan ke sana berbukit-bukit. Kadang Nainggolan, kadang Manurung. Di tepi jalan dilihatnya banyak Pohan, kebanyakan Pohan Tanjung. Beberapa diantaranya ada yang Simatupang diterjang badai semalam.
Begitu sampai di atas gunung, Butet berujar "Wow, Siregar sekali hawanya"
katanya, berbeda dengan kampungnya yang Pangabean. Hembusan Perangin-angin pun sepoi-sepoi menyejukkan, sambil diiringi Riama musik dari mulutnya. Sejauh Simarmata memandang warna hijau semuanya.
Tidak ada tanah yang Girsang, semuanya Singarimbun. Tampak di seberang, lautan ikan Lumban-lumban. Terbawa suasana, mulanya Butet ingin berenang. Tetapi yang diketemukannya hanyalah bekas kolam Siringo-ringo yang akan di Hutahuruk dengan Tambunan tanah. Akhirnya dia memutuskan untuk berjalan-jalan di pinggir hutan saja, yang suasananya asri, meskipun nggak ada Tiurma memlambai kayak di pantai.
Sedang asik-asiknya memnikmati keindahan alam, tiba-tiba dia dikejutkan oleh ular yang sangat besar. "Sinaga!" teriaknya ketakutan sambil lari Sitanggang-langgang. Celakanya, dia malah terpeleset dari Tobing sehingga bibirnya Sihombing. Karuan Butet menangis Marpaung-paung lantaran kesakitan. Tetapi dia lantas ingat, bahwa sebagai pendekar pantang untuk menangis. Dia harus Togar. Maka, dengan menguat-nguatkan diri, dia pergi ke tabib setempat untuk melakukan pengobatan.
Tabib tergopohg-gopoh Simangunsong di pintu untuk menolongnya. Tabib bilang, bibirnya harus di-Panjaitan.
"Hm, biayanya Pangaribuan" kata sang tabib setelah memeriksa sejenak.
"itu terlalu mahal. Bagaimana kalau Napitupulu saja?" tawar si Butet.
"Napitupulu terlalu murah. Pandapotan saya kan kecil".
"Jangan begitulah. Masa' tidak Siahaan melihat bibir saya Sihombing begini? Apa saya mesti Sihotang, bayar belakangan? Nggak mau kan?" "Baiklah, tapi pakai jarum Sitompul saja" sahut sang mantri agak kesel. "Cepatlah! Aku sudah hampir Munthe. Saragih sedikit nggak apa-apalah".
Malamnya, ketika sedang asik-asiknya berlatih sambil makan kue Lubis kegemarannya, sayup-sayup dia mendengar lolongan Rajagukguk. Dia Bonar-bonar ketakutan. Apalagi ketika mendengar suara disemak-semak tiba-tiba berbunyi "Poltak!" keras sekali.
"Ada Sitomorang?" tanya Butet sambil memegang tongkat seperti stik Gultom erat-erat untuk menghadapi Sagala kemungkinan
Terdengar suara pelan, "Situmeang". "Sialan, cuma kucing." desahnya lega. Padahal dia sudah sempat berpikir yang Silaen-laen. Selesai berlatih, Butet pun istirahat. Terkenang dia akan kisah orang tentang Hutabarat di bawah Tobing pada jaman dulu dimana ada Simamora, gajah Purba yang berbulu lebat. Keesok harinya, Butet kembali ke Pandapotan silatnya. Di depan ruangan ujian dia membaca tulisan: "Harahap tenang! Ada ujian.
"Wah telat, emang udah jam Silaban sih". Maka Siboru-boru dia masuk ke ruangan sambil bernyanyi-nyanyi. Di-Tigor-lah dia sama gurunya "Butet, kau jangan ribut!, bikin kacau konsentrasi temanmu!"
Butet, tanpa Malau-malau langsung Sijabat tangan gurunya, "Nggak Pakpahan guru, sekali-sekali?!"
Akhirnya, luluslah Butet dan menjadi orang yang disegani karena mengikuti wejengan guru Pandapotan silatnya untuk selalu,
"Simanjuntak gentar, Sinambela yang benar!"
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz


Pak Asikin, seorang Guru SD yang kreatif namun pelupa, suatu saat mendongeng pada murid-muridnya. "Anak-anak... Di sebuah hutan di suatu masa ada pemuda yang suka berburu bernama Malin Kundang ..." Seorang muridnya yang kritis, tahu kalau Pak Asikin keliru, sehingga ia menyela "Maaf, Pak... Pemburu itu "kan mestinya bernama..."
"Sssttt ... Jangan memotong dulu ... Kalau mau bertanya nanti saja ..." sergah Pak Asikin. "Nah, saya teruskan ya ... Suatu hari si Malin Kundang sedang berburu, dan di tengah hutan ada suatu telaga. Nah di tengah telaga itu dia melihat 7 bidadari sedang mandi ... Dia pun mengintip ke-7 bidadari itu dari balik sebuah pohon besar"
Sementara murid-muridnya mulai senyam-senyum, sadarlah Pak Asikin bahwa ia keliru. Tapi ia terlalu gengsi untuk mengakui kesalahannya. Setelah berpikir sejenak, ia pun mendapat ide ...
"Namun kemudian salah seorang bidadari terkejut melihatnya dan berseru : 'Hei Malin Kundang, ngapain kamu di situ ...Seharusnya kan Jaka Tarub yang ngintip kami di situ ... '"



Seorang anak kurang ajar berkata pada ayahnya:

Anak: "Yah kenapa mayat koq dibungkus kain putih?"
Ayah: "Ya.... karena kain putih itu murah, lagipula hanya untuk mayat..."
Anak: "Salah yah."
Ayah: "Lalu???"
Anak: "Karena kalo dibungkus kain hijau dikira arem-arem"
Ayah: "Ooo... dasar anak kurang ajar...!!!"


Yoyo: "Coba lihat kapal terbang yang diatas itu, padat atau longgar?"
Yudi: "Ah! mana kutahu, kan tidak tampak dari sini..."
Yoyo: "Yang pasti longgar..."
Yudi: "Kok kau tahu?"
Yoyo: "Soalnya tidak ada yang menggantung..."


“Hei, kamu yang berdiri di belakang,” ucap dosen sejarah. “Coba sebutkan para pelaku yang menandatangani Perjanjian Linggarjati!”
“Maaf, saya nggak tahu, Pak.”
“Apa? Nggak tahu? Baiklah, kalau begitu sebutkan saja tahun berapa perjanjian itu ditandatangani?
“Maaf, saya nggak tahu juga, Pak.”
“Nggak tahu sama sekali? Bahan itu kan sudah saya tugaskan untuk dibaca minggu lalu. Lantas untuk apa kamu datang ke sini?”
“Mau memeriksa kabel lampu ini, Pak. Saya petugas PLN.”
Seorang salesman sedang mempromosikan produk perusahaannya kepada seorang anak kos. Dia menanyakan pertanyaan tentang produk yang dipakai anak kos itu.
“Sabun mana yang Anda gunakan selama ini?”
Anak kos dengan santai menjawab, “Sabun Baba.”
“Kalau odol, odol mana yang Anda gunakan?”
“Odol Baba,” jawab anak kos.
“Parfum?”
“Parfum Baba.”
“Sampo?”
“Sampo Baba.”
Akhirnya dengan frustrasi si salesman bertanya lagi, “Ok, apakah Baba ini perusahaan lokal atau multinasional karena saya belum pernah dengar? Siapa tahu Anda selama ini memakai produk yang tidak sehat.”
Anak kos itu menjawab, “Bukan perusahaan kok, Mas. Baba itu teman kos saya.”


Dengan tergopoh-gopoh Ani yang masih kecil itu masuk ke rumah.
"Ayah....Ibu ...!!" teriaknya.
"Tetangga kita itu pasti orang miskin ....."
Si Ayuah dan si Ibu sangat terkejut mendengar ucapannya itu karena sesungguhnya daerah tempat tinggal mereka adalah daerah pemukiman orang berada.
:Mengapa kamu mengatakan begitu, sayang?"
"Sebab, mereka sudah ribut hanya karena anaknya menelan uang logam lima puluh rupiah."



"Aku salut dengan bapakmu," puji seorang anak pada temannya yang memiliki bapak, selain anggota DPR juga pengusaha sukses.
"Kenapa emang?"
"Dia betul-betul pintar ngatur waktu. Selain karier politiknya melesat, perusahaannya pun maju pesat."
"Ooo..."
"Omong-omong, berapa lama bapakmu tidur seharinya?" si anak bertanya lagi.
"Itu tergantung."
"Maksudnya?"
"Kata bapak, tergantung berapa lama sidangnya."


Suatu pagi dikelas sebuah sekolah Taman Kanak-Kanak.
Bu guru bertanya kepada anak muridnya.
Bu Guru : "Siapa yang mau masuk sorga acungkan jarinya..??"
Murid : "Saya Bu Guruuuuuuuu...."
Hampir semua murid dikelas tersebut mengacungkan jarinya, namun hanya satu anak yang tidak mengacungkan jarinya. Maka bertanyalah guru tersebut.
Bu Guru : "Ucok, kenapa kamu tidak mau masuk sorga?"
Ucok : "Saya tidak mau masuk sorga Bu, saya ingin masuk tentara"


Di kelas 1 sebuah Sekolah Dasar sedang ada absen kelas...
Guru: "Nana Yuliani!"
Nana: "Saya, Bu!"
Guru: "David Hutagalung!"
David: "Saya, Bu!"
Guru: "Tono Surtono M!"
Tono: "Saya, Bu!"
Guru: "Tono, tolong sini sebentar..."
Tono: "Kenapa, Bu Guru?"
Guru: "Ibu agak nggak suka sama nama kamu. Kalo udah Tono, jangan pake Surtono lagi. Jadinya aneh. Bilangin itu ke bapak kamu, ya!?"
Tono: "Iya, Bu!"
Guru: "Ngomong-ngomong, M-nya itu singkatan dari apa?"
Tono: "Martono, Bu!"


Andi dan Budi sedang dalam perjalanan menuju tempat kerjanya.

Andi : Bud, aku lihat kamu tiap berangkat kerja tidak membawa jam, bagaimana kamu bisa berangkat tepat waktu?

Budi : Gampang An, aku tinggal melihat di jalanan saja.

Andi : Kok melihat di jalan??

Budi : Iya, kalau di jalan masih banyak karyawan swasta berarti itu masih pagi, berarti aku gak akan telat kalau naik bis.

Andi : Lho, tapi kemarin aku lihat kamu naik ojek ke kantor?

Budi : Oo.. itu karena aku lihat dijalanan sudah tidak ada karyawan swasta, yang ada cuma pegawai pemerintah.

Andi : Oo...



Suatu hari didaerah Jabang Bayi, ada seorang tukang becak yang lapar karena tidak ada uang untuk membeli makanan, karena sepi pelanggan disakunya hanya ada uang Rp.1000 saja. Kebetulan tidak jauh dari situ ada penjual gado-gado. Begini dialognya...

T. Becak : Mang, gado-gadonya boleh gak seribu aja?

T. Gado2 : Wah... kalo seribu mah gak pake sayuran mang..!

T. Becak : Gak pake sayuran??? Trus saya makan apa?? Ya udah, gak papa. Saya laper banget sih!

Sekitar jam 17:35, si tukang gado-gado mau pulang. Kebetulan didepannya ada tukang becak yang tadi beli gado-gadonya.

T. Gado2 : Mang becak..! ke depan seribu yah..?

T. Becak : OK deh...!

Karena jalannya menurun tajam, si tukang becak malah tambah kencang mangayuh becaknya.

T. Gado2 : Mang, di rem donk..! Entar nabrak lagiiiiiiii...

T. Becak : Maaf mas..! Kalo seribu gak pake rem..!!!!!!

T. Gado2 : Hah!!!! Gak pake rem..!???

T. Becak : Tadi aja gwe beli gado2, seribu gak pake sayur. Naaaaah sekarang lu seribu gak pake remmmmm!!!!!!!!



Suatu hari ada seorang sopir bemo yang mengemudikan bemonya dengan kecepatan tinggi, alias ngebut, plus ugal-ugalan disebuah jalan. Seluruh penumpang pada takut semua, terutama seorang ibu yang berada disebelah pak sopir itu, ibu itu kemudian berteriak dengan rasa takut...

Ibu : Bang..!! Kalo nyopir jangan ngebut donk!! saya takkuuutt....

Sopir : Bu.. kalo ibu takut, "MEREM" aja seperti sayaa

Tidak ada komentar: